Tantangan  pendidikan saat ini semakin kompleks. Pertanyaannya, siapkah orang tua  (yang adalah pendidik di rumah) dan guru menghadapi tantangan ini ? Hal  lain adalah guru selalu bertanya apakah saya menjadi guru yang baik ?  Apa itu guru yang baik ? Bagaimana menjadi guru yang baik ? Guru  bukanlah pekerjaan, tetapi profesi. Hal ini juga telah didukung  undang-undang negeri kita. Karena profesi ini mulia, maka adalah  kewajiban kita semua untuk mengembangkan secara maksimal potensi kita.
Guru Efektif adalah Konselor yang Baik :
Fakta  yang menarik adalah bahwa guru yang baik ternyata harus menjadi  konselor yang baik bagi murid-muridnya. Itu sebabnya seorang guru harus  belajar mendalami konseling agar dia sukses. Dalam tulisan “Good  Teaching” oleh Theodore R. Sizer, mantan Pembantu Rektor bidang Akademik  di Harvard University College of Education mengatakan bahwa guru  hendaknya menjadi guru profesional yaitu mengetahui hal-hal sederhana  soal konseling, termasuk dalam hal-hal yang kecil sehingga murid  bertumbuh.
Ada beberapa poin yang dia sampaikan:
1. Mengenal nama dari siswa dan panggil siswa dengan namanya.
2. Memberikan salam kepada siswa dan rekan kerja dengan hangat dan ramah.
3. Pergi menghadiri acara-acara siswa di luar kelas, misalnya ibadah, pertandingan, dan lain sebagainya.
4. Mengingat sesuatu yang pernah digumuli oleh siswa sebelumnya. Contohnya: apakah mamamu sudah keluar rumah sakit?
5.Hindari  bersifat sarkastik dalam memberikan komentar atas kebodohan atau  kenakalan yang dilakukan seorang siswa. Ini akan melukai hati siswa.
6. Jangan pernah toleransi dengan masalah SARA, termasuk lelucon-lelucon masalah SARA.
7.  Ingat pepatah yang diberikan orang tua kita : jika kita tidak bisa  menyampaikan atau melihat sesuatu yang baik tentang seseorang, jangan  katakan apapun.
8. Katakan suatu kebenaran atau teguran secara  pribadi. Contohnya: Ayu, saya sebenarnya curiga kamu menyontek..., Amir,  kamu kurang belajar dan malas sepertinya... Hasan ,kamu suka  mengganggu...)
9. Selalu mendorong bahwa kemampuan siswa lebih dari yang merasa dimiliki siswa.
10.  Jadilah guru yang positif, namun hati-hati bila selalu memuji pekerjaan  baiknya. Tidak ada seorang pun belajar lebih cepat ketika dia merasa  bahwa dia merasa berhasil.
11. Pertunjukkan persahabatan dan  jadilah jujur dan obyektif dalam penilaian terhadap murid-murid yang  kita juluki “nakal” atau mengganggu.
12. Menjadi teman dan sahabat siswa, namun jaga jarak juga.
13.  Jangan pernah menyerah dengan siswa kita, dan jangan menjuluki mereka  secara permanen, misalnya: si bodoh, si cerewet, si pemalu, dsb.
14.  Setiap kali memberikan pedoman dan aturan, sampaikan alasannya dan  jangan tidak disampaikan apa yang dimaksud untuk aturan tersebut.
15.  Tahu membedakan mana siswa yang hanya mendengar dan yang memperhatikan  sehingga bisa menyerap. Caranya adalah mendengarkan mereka yaitu  memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya.
Ada hal-hal  teknis sebagai seorang guru yang harus diperhatikan sehingga dia dapat  disebut guru yang berintegritas, yaitu seorang yang “walk the talk”:
1. Jangan lambat masuk kelas.
2.  Sampaikan hasil (tes, quis, ulangan) siswa dengan tidak terlalu lama  dan jika ada. Kembalikan tugas-tugas murid tepat pada waktunya dengan  komentar yang menguatkan.
3. Penting anak diingatkan untuk  mengerjakan tugas dengan jujur. Ini karena banyak orang tua campur  tangan mengerjakan tugas-tugas rumah.
4. Anak diajar untuk menghargai formalitas kelas, tanpa harus formal dan kaku dalam mengembangkan pikiran-pikiran.
Menjadi  guru adalah sebuah seni, sehingga menjadi guru yang baik itu melibatkan  panggilan, kemampuan intelektual dan penguasaan materi, karakter,  talenta dan kemampuan berkomunikasi. Dari semua itu yang terpenting  adalah kekuatan karakter.
Sumber
PENGAJAR YANG DICINTAI/DISENANGI ANAK-ANAK





0 komentar
Posting Komentar