Paus atau lodan (khusus yang bergigi dan bukan berukuran kecil) adalah sekelompok mamalia yang hidup di lautan. Sebutan "paus" diberikan pada anggota bangsa Cetacea yang berukuran besar. Meskipun dalam bahasa Indonesia paus sering disebut "ikan paus", paus sebenarnya bukanlah tergolong dalam keluarga ikan. Paus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
* bernapas melalui paru-paru
* mempunyai rambut (sedikit, hampir tidak ada bagi paus dewasa)
* berdarah panas
* mempunyai kelenjar susu
* mempunyai jantung dengan empat ruang
Bahkan, Paus ini dianggap makhluk terbesar di dunia. Panjangnya mencapai lebih dari 33 meter dan massa 181 ton metrik atau lebih, hal ini dipercaya menjadi hewan terbesar yang dimiliki sepanjang hidup.
Perbandingan ukuran Paus dengan manusia dapat agan lihat pada gambar dibawah ini:
Tapi, tahu kah agan Paus saat ini masuk kedalam kategori IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources) bahwa Paus termasuk SPESIES TERANCAM
Koran Tempo tanggal 21 Juni 2010 yang isinya kurang lebih:
Komisi Penangkapan Paus Internasional akan bersidang di Rabat, ibu kota Maroko pada akhir Juni ini. komisi ini mengajukan proposal kontroversial yang melegalkan penangkapan paus dengan jumlah terbatas. Padahal sejak 1994 berlaku moratorium setelah terjadi penangkapan besar-besaran atas paus oleh sejumlah negara, seperti Jepang, Islandia, Rusia, dan Korea Selatan. Selain itu, Komisi Penangkapan Paus Internasional mendirikan Southern Ocean Whale Sanctuary.
Proposal terbaru ini menuai kecaman dari aktivis lingkungan. Organisasi WWF meluncurkan laporan bertajuk "Save the Whale, Save the Southern Ocean". "Jika ada satu tempat di dunia di mana paus harus dilindungi, itu adalah sekitar Antartika," kata Wendy Elliot, Manajer Spesies WWF Internasional.
Menurut Wendy, jika populasi paus berkurang di wilayah itu, kita tidak akan melihat lagi paus melintas di perairan Afrika, Oseania, Kepulauan Pasifik, dan Amerika Latin. Laporan WWF menunjukkan bahwa paus di perairan selatan belum pulih dari perburuan besar-besaran pada abad lalu.
Apalagi kini paus menghadapi ancaman baru, seperti perubahan iklim, kapal yang rusak di tengah laut, penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan yang menguras sumber makanan, tersangkut jaring alat tangkap dan akustik, serta polusi zat kimia. Ancaman itu bakal memperlambat reproduksi.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa terpengaruhnya populasi paus berdampak pada produktivitas ekosistem."Secara intrinsik berkaitan dengan siklus karbon dan regulasi iklim global," kata Rob Nicoll, Manajer WWF untuk kawasan Antartika.
[16.18
|
0
komentar
]
0 komentar
Posting Komentar